Timnas Indonesia telah memastikan tempat di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda akan bersaing dengan lima negara lain untuk memperebutkan tiket ke putaran final.
Selain Indonesia, negara yang lolos adalah Arab Saudi, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, dan Oman. Keenam negara ini akan berjuang keras dalam babak selanjutnya.
Polemik Penentuan Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026
Namun, perjalanan menuju Piala Dunia 2026 diwarnai kontroversi. AFC, konfederasi sepak bola Asia, terkesan ragu-ragu dalam menetapkan tuan rumah babak keempat kualifikasi.
Awalnya, AFC menetapkan aturan bahwa dua negara dengan performa terbaik di babak ketiga akan menjadi tuan rumah. Irak dan Uni Emirat Arab, dengan raihan 15 poin, seharusnya berhak menjadi tuan rumah.
Aturan tersebut kemudian berubah. AFC membuka kesempatan bagi semua negara peserta untuk mengajukan penawaran (bidding) menjadi tuan rumah.
Indonesia pun turut serta dalam proses bidding ini. Namun, kejutan kembali terjadi, menunjukkan ketidaktegasan AFC dalam pengambilan keputusan.
Perubahan Aturan yang Menimbulkan Kontroversi
AFC kemudian mengubah aturan lagi. Kali ini, tuan rumah ditentukan berdasarkan peringkat FIFA. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan kritikan dari berbagai pihak.
Berdasarkan peringkat FIFA, Qatar dan Arab Saudi yang menempati posisi tertinggi di antara enam negara peserta, akan menjadi tuan rumah babak keempat kualifikasi.
Meskipun AFC berdalih perubahan aturan tersebut masih sesuai dengan pedoman FIFA yang memberikan keleluasaan kepada masing-masing konfederasi, tetap saja hal ini menimbulkan ketidakpuasan.
Keputusan AFC ini menunjukkan kurangnya transparansi dan konsistensi dalam proses penentuan tuan rumah. Hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan dan integritas penyelenggaraan kualifikasi Piala Dunia.
Dampak Keputusan AFC terhadap Timnas Indonesia dan Negara Peserta Lain
Perubahan aturan yang seringkali terjadi tentu menimbulkan ketidakpastian bagi timnas Indonesia dan negara peserta lainnya. Persiapan tim menjadi terganggu karena perubahan venue.
Ketidakpastian ini bukan hanya soal venue pertandingan, tetapi juga bisa mempengaruhi faktor lain seperti akomodasi, logistik, dan dukungan suporter.
Ke depan, AFC diharapkan dapat lebih transparan dan konsisten dalam pengambilan keputusan untuk menghindari kontroversi serupa. Hal ini penting untuk menjaga sportivitas dan kredibilitas penyelenggaraan kualifikasi Piala Dunia.
Kejelasan dan konsistensi dalam pengambilan keputusan sangat penting demi kelancaran dan kesuksesan penyelenggaraan babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Semoga AFC dapat belajar dari pengalaman ini untuk menciptakan sistem yang lebih baik di masa mendatang.