Hari Raya Idul Adha bukan hanya puncak perayaan kurban, tetapi juga menandai dimulainya tiga hari penuh makna yang dikenal sebagai Hari Tasyrik. Periode ini, jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, menawarkan kesempatan istimewa bagi umat Muslim untuk meningkatkan ketaqwaan dan mempererat hubungan dengan Sang Pencipta. Mari kita dalami lebih lanjut amalan-amalan sunnah yang dianjurkan selama Hari Tasyrik, serta makna di baliknya.
Memahami Hari Tasyrik: Makna dan Larangan
Hari Tasyrik, secara harfiah, berarti “hari-hari pengeringan daging”. Istilah ini merujuk pada praktik di masa lalu di mana daging kurban dijemur di bawah sinar matahari selama tiga hari tersebut. Namun, makna Hari Tasyrik jauh lebih dalam dari sekadar proses pengeringan. Ini merupakan waktu untuk merenungkan pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Salah satu hal penting yang perlu diingat adalah larangan berpuasa selama Hari Tasyrik. Umat Muslim dianjurkan untuk menikmati hidangan, termasuk daging kurban, sebagai ungkapan rasa syukur. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya berbagi dan mensyukuri rezeki yang telah Allah berikan. Larangan ini berlaku untuk ketiga hari tersebut, tanpa pengecualian.
Amalan Sunnah di Hari Tasyrik: Mendekatkan Diri kepada Allah
Hari Tasyrik merupakan kesempatan emas untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut beberapa amalan yang dianjurkan:
1. Berdoa dan Bersyukur
Makan daging kurban di Hari Tasyrik merupakan bentuk syukur atas limpahan rezeki dari Allah SWT. Namun, syukur tidak hanya sebatas menikmati hidangan. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir, memohon ampunan dan rahmat-Nya. Berdoa dengan khusyuk dan tulus, mengingat segala karunia yang telah diterima, adalah inti dari amalan ini.
2. Membaca Doa Sapu Jagad
Doa Sapu Jagad, yaitu “Rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina adzaban naar,” merupakan doa yang sangat dianjurkan untuk dibaca di Hari Tasyrik. Doa ini memohon kebaikan di dunia dan akhirat, serta perlindungan dari siksa neraka. Doa ini mencerminkan kerinduan akan ridho Allah dan kehidupan yang penuh berkah.
3. Berdzikir dan Takbir
Takbir dan dzikir merupakan amalan yang dianjurkan tidak hanya di Hari Raya Idul Adha, tetapi juga selama Hari Tasyrik. Mengumandangkan takbir, membaca kalimat tauhid, dan berdzikir kepada Allah akan mengisi hari-hari ini dengan ketenangan dan kedekatan spiritual. Mengulang bacaan bismillah juga menjadi bagian penting dari amalan berdzikir.
4. Menyembelih Hewan Kurban (Jika Mampu)
Meskipun penyembelihan hewan kurban umumnya dilakukan pada hari Idul Adha, umat Muslim yang mampu dan belum sempat berkurban masih bisa melakukannya selama Hari Tasyrik. Ini menjadi kesempatan untuk berbagi kebaikan dan menebarkan manfaat bagi sesama. Kurban merupakan bentuk pengorbanan yang dibalas dengan pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Waktu Terbaik untuk Melakukan Amalan di Hari Tasyrik
Waktu pelaksanaan amalan-amalan di atas fleksibel, tetapi dianjurkan untuk melakukannya sepanjang ketiga hari tersebut. Namun, waktu-waktu khusus seperti setelah sholat fardhu menjadi momen yang sangat ideal. Takbir misalnya, disunnahkan setelah sholat fardhu. Waktu akhir takbir adalah sebelum Maghrib pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Sebagai penutup, Hari Tasyrik lebih dari sekadar tiga hari libur. Ini adalah kesempatan untuk merenung, bersyukur, dan memperbanyak amalan sunnah. Dengan memahami makna dan amalan-amalan yang dianjurkan, kita dapat memaksimalkan waktu ini untuk meningkatkan ketaqwaan dan mempererat hubungan kita dengan Allah SWT. Semoga perenungan dan amalan selama Hari Tasyrik ini membawa keberkahan dan kebaikan bagi kita semua.