Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia yang cukup optimistis. Pada tahun 2025, ekonomi syariah diperkirakan tumbuh antara 4,8 persen hingga 5,6 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan tren positif sektor ekonomi syariah di Indonesia.
Namun, BI juga merevisi target pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah. Revisi ini dilakukan seiring dengan penyesuaian proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Syariah 2025
BI menargetkan pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia di kisaran 4,8 persen hingga 5,6 persen pada tahun 2025. Proyeksi ini disampaikan langsung oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Imam Hartono.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan sektor riil dan daya beli masyarakat. BI terus memantau perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi kinerja ekonomi syariah.
Revisi Target Pembiayaan Perbankan Syariah
BI merevisi target pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah untuk tahun 2025. Target sebelumnya yang berada di angka 11-13 persen, direvisi menjadi 8-11 persen.
Penurunan proyeksi ini sejalan dengan revisi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi nasional kini diproyeksikan berada di kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen.
Dampak Dinamika Ekonomi Global
Dinamika ekonomi global, termasuk ketidakpastian geopolitik dan inflasi global, turut mempengaruhi proyeksi pembiayaan syariah. Dampaknya dirasakan baik oleh sektor ekonomi syariah maupun konvensional.
BI akan terus memantau dan melakukan penyesuaian strategi agar tetap mampu mendukung pertumbuhan ekonomi syariah.
Optimisme Terhadap Ekonomi Syariah dan Rencana Pemerintah
Wakil Presiden ke-13 RI, Ma’ruf Amin, menyatakan optimismenya terhadap perkembangan ekonomi syariah Indonesia. Ia melihat pertumbuhan yang signifikan di berbagai sektor, termasuk industri asuransi syariah.
Pertumbuhan ekosistem ekonomi syariah menjadi salah satu faktor pendukung optimisme tersebut. Pemerintah pun berencana membentuk Badan Pengembangan Ekonomi Syariah untuk mengoptimalkan sektor ini.
Transformasi KNEKS menjadi Badan Pengembangan Ekonomi Syariah
Presiden Prabowo Subianto telah berjanji untuk membentuk Badan Pengembangan Ekonomi Syariah. Lembaga ini nantinya akan menggantikan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Transformasi ini diharapkan dapat memperkuat dan mempercepat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dukungan pemerintah melalui berbagai instrumen, seperti CWLS dengan volume mencapai Rp 1,16 triliun, juga terus berlanjut.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2024, perbankan syariah di Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,87 persen. Ini menunjukkan potensi yang besar dari sektor ini untuk berkontribusi pada perekonomian nasional. Ke depannya, kolaborasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan pelaku usaha sangat krusial untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, ekonomi syariah Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh dan berkontribusi signifikan pada perekonomian nasional.