PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tengah gencar mempercepat rencana pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS) bernama Bank BTN Syariah. Langkah ini diyakini akan memberikan daya saing yang lebih kuat bagi Bank BTN Syariah dalam industri keuangan syariah nasional. Proses ini ditargetkan rampung pada Oktober 2025.
BTN berupaya menjadikan Bank BTN Syariah sebagai lembaga keuangan syariah modern dan andal. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa pemisahan ini akan meningkatkan fleksibilitas dan jangkauan pasar Bank BTN Syariah.
Sudah Kantongi Restu Presiden
Pemisahan UUS BTN menjadi Bank BTN Syariah telah mendapat restu dari Presiden Prabowo. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar BTN untuk memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia.
Setelah beroperasi secara mandiri, Bank BTN Syariah diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah yang lebih inklusif dan modern. BTN berkomitmen untuk menjadikan Bank BTN Syariah sebagai salah satu motor penggerak utama dalam hal ini.
Akuisisi BVIS: Kunci Transformasi BTN Syariah
Sebagai bagian dari rencana *spin off*, BTN telah menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) pada Januari 2025 untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). BVIS akan menjadi entitas utama yang menaungi Bank BTN Syariah sebagai BUS.
Akuisisi BVIS merupakan langkah transformatif bagi BTN dalam upaya menjadi pelopor pembiayaan KPR syariah di Indonesia. BTN kini menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk proses pengambilalihan BVIS.
Setelah OJK memberikan persetujuan, BTN akan memegang kendali penuh atas BVIS dengan kepemilikan 100%. Hal ini akan menjamin kelancaran pengembangan layanan keuangan syariah BTN, khususnya di bidang KPR, digitalisasi, dan perluasan inklusi keuangan syariah.
Target: Menjadi BUS Berkelas Regional
Transformasi BTN Syariah tidak hanya sekedar memenuhi regulasi, tetapi juga merupakan strategi untuk membangun lembaga keuangan syariah yang kuat dan berdampak luas. Dengan pengalaman sebagai penyalur KPR FLPP dan Tapera terbesar serta penguasaan pangsa pasar KPR syariah nasional, BTN Syariah memiliki fondasi yang kuat.
BTN Syariah menargetkan menjadi BUS berkelas regional. Pada kuartal I 2025, BTN Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,2% menjadi Rp46,3 triliun dan total aset meningkat menjadi Rp61,2 triliun.
Pertumbuhan positif ini menunjukkan kesiapan BTN Syariah untuk beroperasi secara mandiri dan berkompetisi di sektor perbankan syariah nasional. BTN optimistis Bank BTN Syariah akan menjadi pemain utama dalam industri ini.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kinerja yang solid, Bank BTN Syariah diproyeksikan akan menjadi kontributor penting dalam pengembangan ekonomi syariah Indonesia. Keberhasilan *spin off* ini akan menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan perbankan syariah di Tanah Air.