Batik Pekalongan, sebuah warisan budaya Indonesia yang kaya, telah menjadi sumber kehidupan bagi banyak penduduknya. Salah satunya adalah Muhammad Claudio Aimar Babsel, atau yang akrab disapa Claudio, seorang pemuda Pekalongan yang menjadikan batik sebagai nafas hidupnya.
Bagi Claudio, batik bukanlah sekadar warisan budaya, melainkan panggilan jiwa yang membuatnya terus berkarya dan bertekad untuk melestarikannya. Ia merasa terpilih oleh batik, dan menganggapnya sebagai jalan hidupnya untuk menjaga warisan leluhur.
Setelah lulus kuliah, Claudio memilih untuk fokus menekuni bisnis batik, berbeda dengan kebanyakan teman sebayanya yang memilih menjadi influencer atau YouTuber. Keputusan ini didasari oleh kecintaannya pada batik dan keinginan untuk berkontribusi pada pelestariannya.
Rumah Batik TBIG: Sekolah dan Inkubasi Bisnis
Perjalanan Claudio dalam dunia batik dimulai dari Rumah Batik TBIG, sebuah sekolah batik yang diinisiasi oleh program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Sekolah ini memberikan pelatihan kepada anak muda, termasuk penyandang disabilitas, untuk belajar membatik dan mengembangkan keterampilan wirausaha.
Claudio, yang saat itu masih mahasiswa semester dua jurusan Teknik Batik Universitas Pekalongan, bergabung dalam program reguler Rumah Batik TBIG pada tahun 2021. Meskipun tengah sibuk kuliah, ia berhasil menyelesaikan program tersebut dalam waktu enam bulan, pada tahun 2022.
Program pembelajaran di Rumah Batik TBIG tidak hanya mengajarkan teknik membatik, tetapi juga mencakup aspek pemasaran dan manajemen produksi. Hal ini melengkapi pengetahuan teoritis yang ia peroleh di kampus, dan memberikan Claudio pengalaman praktis yang berharga.
Program Inkubasi dan Permodalan
Setelah lulus, Claudio mengikuti program inkubasi dari Rumah Batik TBIG, yang memberikan pendampingan dan permodalan bagi para lulusannya untuk memulai bisnis batik. Ia berhasil mendapatkan pendanaan untuk mengembangkan bisnis daster batik capnya.
Claudio sangat memperhatikan kualitas produknya. Ia memilih kain grade A untuk menghasilkan daster batik yang nyaman dan berkualitas tinggi. Kombinasi motif batik yang cantik dan kenyamanan produk menjadi kunci keberhasilannya dalam menarik pelanggan.
Berkat kerja keras dan ketekunannya, bisnis Claudio berkembang pesat. Dari hanya puluhan pesanan, kini ia mampu memproduksi dan menjual ratusan daster batik setiap bulannya, bahkan menjangkau pasar di luar Pekalongan, seperti Solo dan Yogyakarta.
Tantangan dan Keberhasilan
Perjalanan Claudio tidak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai tantangan, terutama pada tahun pertama berbisnis. Ia mengalami masa trial and error dalam produksi dan pemasaran, serta menghadapi kendala akibat rob yang sering melanda Pekalongan.
Rob mengakibatkan keterlambatan produksi, terutama pada musim ramai seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Namun, Claudio tidak menyerah. Ia terus berjuang dan beradaptasi dengan tantangan tersebut.
Kini, produk daster batik Claudio telah diakui kualitasnya dan diterima dengan baik di pasar. Kegigihan dan keuletannya menjadi bukti bahwa semangat dan kerja keras mampu mengatasi berbagai hambatan.
Koperasi Bangun Bersama (KBB) TBIG: Dukungan Kolaboratif
Koperasi Bangun Bersama (KBB) TBIG memainkan peran penting dalam keberhasilan Claudio. KBB memberikan sistem pembayaran yang adil dan transparan, serta fasilitas pemasaran dan manajemen keuangan yang membantu Claudio untuk mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan.
Dukungan dari KBB dan keluarga menjadi motivasi kuat bagi Claudio untuk terus berkarya dan mengembangkan bisnis batiknya. Kisah suksesnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani bermimpi dan berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.
Komitmen Lingkungan
Claudio juga berkomitmen terhadap lingkungan. Ia menerapkan sistem pengolahan air limbah (IPAL) untuk memastikan limbah produksi tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap keberlanjutan bisnis dan lingkungan.
Kesimpulannya, Claudio merupakan contoh nyata bagaimana semangat dan ketekunan mampu mengubah impian menjadi kenyataan. Dengan dukungan dari program-program CSR yang tepat dan kerja keras yang konsisten, ia mampu mengembangkan bisnis batiknya yang inovatif, berkelanjutan, dan memperhatikan aspek lingkungan.
Kisahnya menjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk berani mengambil langkah dan berkontribusi terhadap pelestarian budaya bangsa, serta menunjukkan bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang kreatif dapat berkembang pesat dengan strategi dan komitmen yang tepat.
Penulis: Gita Esa Hafitri