Sarana olahraga yang memadai merupakan kunci utama dalam mencetak atlet berkualitas. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas olahraga di setiap desa di Indonesia menjadi sangat penting.
Hal ini ditegaskan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, saat membuka Apel Pemuda Pelopor Siaga Membangun Desa di Tangerang, Banten. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kemenpora dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Pentingnya Sarana Olahraga di Desa
Tujuan utama program kolaborasi ini adalah untuk melahirkan pemuda yang mandiri dan inspiratif. Pemuda diharapkan menjadi penggerak kemajuan desa menuju Indonesia Maju.
Salah satu langkah konkretnya adalah menyediakan sarana olahraga yang memadai di setiap desa. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan minat berolahraga sejak usia dini.
Indonesia sebenarnya memiliki banyak bibit atlet berbakat. Namun, kurangnya fasilitas pendukung seringkali menghambat pengembangan potensi mereka.
Program Satu Desa Satu Lapangan dan Dana Desa
Kemenpora dan Kemendes PDTT telah menjalankan Program Satu Desa Satu Lapangan sejak 2017. Program ini bertujuan untuk membangun fasilitas olahraga di setiap desa.
Pada tahun ini, alokasi dana desa diperluas untuk program serupa. Skala program diperbesar dan juga mencakup unsur kepemudaan.
Menpora Dito Ariotedjo menerima laporan positif dari berbagai daerah. Dana desa di beberapa daerah seperti Sumatera Barat dan Jawa Barat telah dimanfaatkan untuk membangun lapangan sepak bola standar FIFA dan creative hub untuk pemuda.
Infrastruktur Olahraga dan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP)
Pembangunan infrastruktur olahraga di desa sangat penting. Hal ini akan mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), terutama dalam aspek kepemimpinan dan ketenagakerjaan.
Olahraga menjadi jalur strategis bagi pemuda desa. Olahraga dapat mengembangkan potensi dan membangun prestasi.
Dengan pemuda desa yang sehat, aktif, dan memiliki fasilitas olahraga memadai, potensi lahirnya atlet-atlet masa depan Indonesia akan semakin besar.
Menpora Dito Ariotedjo mengapresiasi Kemendes PDTT. Kemendes PDTT telah membuka ruang lebih luas bagi pemberdayaan pemuda desa melalui berbagai program.
Beberapa program tersebut antara lain pendirian koperasi olahraga, BUMDes berbasis olahraga, dan pembinaan klub-klub lokal. Hal ini merupakan bentuk kolaborasi konkret untuk memajukan olahraga di desa.
Pemerintah berharap desa tidak hanya menjadi pusat pertanian atau ekonomi kreatif. Desa juga diharapkan menjadi pusat pengembangan talenta olahraga nasional.
Dengan adanya program-program ini, diharapkan akan semakin banyak atlet berprestasi lahir dari desa-desa di Indonesia. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional.
Kolaborasi antara Kemenpora dan Kemendes PDTT ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memajukan olahraga di Indonesia, dimulai dari tingkat desa.