Harga emas dunia mengalami penurunan signifikan pada Selasa, 3 Juni 2025, setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi dalam hampir empat minggu. Penurunan ini, lebih dari 1%, didorong oleh penguatan dolar AS. Investor tampak lebih berhati-hati menjelang potensi percakapan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping, yang memicu ketidakpastian di pasar.
Harga Emas Anjlok di Tengah Penguatan Dolar AS
Harga emas spot merosot 0,8% menjadi US$ 3.352,45 per ons. Penurunan ini terjadi setelah harga emas mencapai puncaknya sejak 8 Mei di awal sesi perdagangan. Harga emas berjangka AS juga ikut tertekan, turun 0,6% menjadi US$ 3.350,6 per ons. Penguatan dolar AS sebesar 0,5% dari level terendah dalam lebih dari sebulan membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, mencatat bahwa pasar sedang memasuki periode lesu musim panas. Hal ini diperkirakan akan menyebabkan konsolidasi atau pergerakan harga emas yang cenderung stagnan.
Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Membayangi Pasar
Ketidakpastian melanda pasar menjelang potensi pembicaraan Trump-Xi Jinping. Presiden Trump sebelumnya menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif, meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Situasi ini membuat investor cenderung lebih berhati-hati dan mengurangi investasi pada emas.
Komisi Eropa menyatakan akan mendorong penurunan tarif AS. Hal ini meskipun Trump sebelumnya mengusulkan penggandaan bea masuk pada baja dan aluminium. Washington juga mendesak mitra dagangnya untuk mengajukan penawaran revisi pada Rabu untuk mempercepat negosiasi perdagangan.
Prediksi Harga Emas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Data penggajian nonpertanian AS pada hari Jumat dan pernyataan dari pejabat Federal Reserve menjadi fokus perhatian investor. Data-data ini akan memberikan gambaran mengenai kebijakan suku bunga yang akan datang.
Meger menambahkan bahwa ia memperkirakan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga lagi, namun kemungkinan besar tidak sebelum September. Hal ini dapat melemahkan dolar dan mendukung kenaikan harga emas. Emas, sebagai aset safe haven, umumnya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah. Pada tahun ini saja, harga emas telah meningkat sekitar 28%.
Secara terpisah, prediksi harga emas untuk Rabu, 4 Juni 2025, menunjukkan potensi pelemahan. Rencana kenaikan tarif baja terhadap Uni Eropa turut mempengaruhi perkiraan ini. Harga emas spot turun 0,5% menjadi US$ 3.364,69 per ounce pada pukul 14.28 waktu Singapura.
Lukman Leong, pengamat komoditas dan mata uang, menyatakan bahwa penurunan harga emas terjadi setelah reli kuat sehari sebelumnya, karena investor melakukan aksi profit taking. Ia memprediksi harga emas akan berkisar antara US$ 3.330 hingga US$ 3.380 pada 4 Juni 2025. Ketidakpastian seputar kebijakan tarif perdagangan Trump menjadi faktor utama dalam prediksi ini. Jika tarif tetap diterapkan, harga emas diperkirakan akan turun lebih lanjut. Sebaliknya, jika ada penundaan, harga emas berpotensi naik kembali.
Pada Selasa, 3 Juni 2025, harga emas juga mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi US$ 3.369,98 per ons. Kenaikan moderat pada dolar AS menjadi penyebab utama penurunan tersebut. Meskipun demikian, ketidakpastian perjanjian perdagangan AS-Tiongkok membatasi penurunan yang lebih tajam. Brian Lan, Direktur Pelaksana GoldSilver, Singapura, menyatakan bahwa korelasi negatif antara dolar AS dan emas masih terlihat. Namun, emas tetap sensitif terhadap perkembangan perdagangan global.
Kesimpulannya, harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan pada awal Juni 2025, dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Penguatan dolar AS dan ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan internasional, khususnya hubungan AS-Tiongkok, menjadi faktor penentu utama. Meskipun prediksi menunjukkan potensi penurunan, pergerakan harga emas di masa mendatang tetap bergantung pada perkembangan situasi geopolitik dan ekonomi global. Ke depan, investor perlu memantau perkembangan data ekonomi makro, kebijakan suku bunga, dan negosiasi perdagangan untuk mengantisipasi pergerakan harga emas.