Google Arts & Culture, berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), meluncurkan platform digital inovatif bernama Kanvas Purbakala. Platform ini memungkinkan penjelajahan kekayaan sejarah Indonesia melalui situs-situs gua prasejarah secara virtual, bagi masyarakat global.
Kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Griffith University, Kementerian Kebudayaan, pemerintah daerah, dan institusi akademik. Proyek ini memakan waktu 2,5 tahun untuk mendokumentasikan lebih dari 500 situs arkeologi di lebih dari 100 gua, dari Sumatra hingga Papua.
Kanvas Purbakala: Menjelajahi Warisan Prasejarah Indonesia Secara Virtual
Kanvas Purbakala menawarkan pengalaman imersif 360 derajat di 24 situs gua utama. Pengguna dapat menikmati detail seni cadas prasejarah dengan teknologi canggih.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyebut inisiatif ini sebagai terobosan dalam pengelolaan dan pelestarian warisan budaya. Digitalisasi, menurutnya, sangat penting untuk menjaga kelangsungan peninggalan nenek moyang.
Handoko menambahkan, platform ini menjadi langkah awal menuju tata kelola, konservasi, pelestarian, dan pemanfaatan warisan budaya yang lebih efektif. Inovasi ini membuka babak baru bagi pemahaman sejarah bangsa.
Temuan Arkeologi Penting yang Mengubah Pandangan Sejarah
Perwakilan Google Indonesia, Arianne Santoso, menekankan bahwa proyek ini tidak hanya bersifat dokumentatif, tetapi juga menunjukkan kontribusi Indonesia dalam sejarah ekspresi manusia.
Kanvas Purbakala kini menjadi rumah bagi koleksi situs gambar cadas digital terbesar di dunia. Koleksi ini tersedia secara global melalui Google Arts & Culture.
Proyek ini menyimpan nilai ilmiah luar biasa. Beberapa temuan telah mengubah cara pandang para peneliti, misalnya seni naratif tertua di dunia di gua Leang Karampuang, Maros.
Adegan berburu tertua di Leang Bulu Sipong 4, Pangkep, juga menjadi penemuan penting. Praktik bedah prasejarah berusia sekitar 31 ribu tahun di Liang Tebo, Kalimantan Timur, juga turut ditemukan.
Temuan-temuan ini, yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah terkemuka seperti Nature dan Science Advances, memperkaya pemahaman kita tentang kreativitas dan kemampuan manusia di zaman prasejarah.
Akses Global dan Wawasan Menyeluruh Sejarah Prasejarah Indonesia
Platform digital ini menyajikan lebih dari 30 narasi cerita dan 500 gambar situs seni cadas. Informasi yang disajikan memberikan wawasan menyeluruh tentang kekayaan sejarah prasejarah Indonesia.
Pengguna dapat menjelajahi berbagai lokasi penting, termasuk 16 situs di Maros-Pangkep, 2 di Bone, 5 di Muna, dan 1 di Sangkulirang, Kalimantan Timur.
Kanvas Purbakala tidak hanya menjadi platform digital yang inovatif, tetapi juga menjadi bukti nyata kolaborasi internasional dalam melestarikan dan menyebarkan pengetahuan tentang warisan budaya Indonesia ke seluruh dunia. Inisiatif ini membuka jalan bagi penelitian dan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah manusia.