Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Mei 2025 mencapai angka 52,11. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,21 poin dibandingkan bulan April yang berada di angka 51,90. Peningkatan ini mengindikasikan sektor industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi ekspansif dan menunjukkan tren positif.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menjelaskan bahwa IKI di atas 50 menunjukkan kinerja industri manufaktur yang ekspansif. Kondisi ini menunjukkan optimisme pelaku usaha terhadap prospek industri di masa mendatang. Kemenperin terus memantau perkembangan IKI untuk mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga pertumbuhan industri nasional.
Analisis Subsektor Industri
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang diteliti, sebanyak 21 subsektor menunjukkan kinerja ekspansif. Hanya 2 subsektor yang mengalami kontraksi. Subsektor yang mengalami ekspansi berkontribusi sebesar 95,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Industri Pengolahan Non Migas pada Triwulan I tahun 2025. Hal ini menunjukkan dominasi sektor industri manufaktur dalam perekonomian Indonesia.
Industri Alat Angkutan Lainnya dan Industri Pengolahan Tembakau mencatat angka IKI tertinggi. Sebaliknya, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki serta Industri Peralatan Listrik mengalami kontraksi. Kemenperin akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait penyebab kontraksi pada dua subsektor tersebut, dan memberikan dukungan kebijakan yang tepat sasaran.
Faktor Pendukung Pertumbuhan IKI
Peningkatan IKI Mei 2025 juga didorong oleh peningkatan variabel pesanan baru sebesar 2,13 poin, mencapai level 51,77. Meskipun variabel produksi dan persediaan produk mengalami sedikit pelambatan, angka tersebut masih berada di atas level 50, menunjukkan kondisi industri yang masih positif.
Sebanyak 74,3 persen responden menyatakan kegiatan usaha mereka membaik atau stabil. Proporsi industri yang melaporkan peningkatan kondisi usaha mencapai 28,9 persen, naik 2,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri pelaku industri terhadap kinerja usaha mereka.
Optimisme Pelaku Usaha
Optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan juga cukup tinggi, mencapai 66,6 persen. Meskipun mengalami penurunan 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya, angka ini masih menunjukan sentimen positif. Hanya 8,4 persen pelaku usaha yang menyatakan pesimis terhadap prospek usaha mereka dalam enam bulan ke depan.
Pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar industri manufaktur Indonesia tetap tumbuh dan berkembang. Langkah-langkah strategis akan terus dilakukan untuk mendukung daya saing industri nasional di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Rekomendasi Kebijakan
Kemenperin perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja dua subsektor yang mengalami kontraksi. Identifikasi faktor-faktor penyebab kontraksi tersebut perlu dilakukan untuk merumuskan kebijakan yang tepat. Pemerintah dapat memberikan insentif atau dukungan lain bagi industri yang terdampak.
Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk memperkuat daya saing industri nasional melalui peningkatan inovasi teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan peningkatan akses terhadap pembiayaan. Kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan.
Pemerintah juga perlu mempertimbangkan dampak global terhadap industri dalam negeri. Fluktuasi harga komoditas, perubahan kebijakan perdagangan internasional, dan gejolak ekonomi global dapat memengaruhi kinerja industri. Antisipasi dan strategi mitigasi risiko perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan tersebut.
Kesimpulan
IKI bulan Mei 2025 yang mencapai 52,11 menunjukkan kinerja industri manufaktur Indonesia yang masih positif. Meskipun terdapat beberapa subsektor yang mengalami kontraksi, tren umum menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Dengan langkah-langkah strategis dan kebijakan yang tepat, sektor industri manufaktur Indonesia diharapkan dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Penting untuk diingat bahwa data IKI hanyalah salah satu indikator kinerja industri. Analisis yang lebih komprehensif perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai kondisi perekonomian nasional.