Kehilangan iPhone milik penumpang pesawat Garuda Indonesia GA716 rute Jakarta-Melbourne pada Jumat, 6 Juni 2025, yang diduga dicuri oleh awak kabin, telah memicu kehebohan di media sosial. Insiden ini bukan sekadar kehilangan barang pribadi, melainkan indikasi serius mengenai krisis integritas dan budaya kerja di maskapai pelat merah tersebut.
Penumpang bernama Michael Tjendara melaporkan kehilangan iPhone-nya yang diletakkan di kantong kursi pesawat. Dugaan kuat mengarah kepada awak kabin karena iPhone tersebut diduga terlacak di hotel tempat kru menginap sebelum dibuang. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan etika kerja di lingkungan Garuda Indonesia.
Dampak serius terhadap citra dan kepercayaan publik
Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. Ia menekankan bahwa peristiwa tersebut bukan hanya soal kerugian materiil, tetapi juga kerugian kepercayaan publik terhadap Garuda Indonesia. Kepercayaan penumpang terhadap keamanan dan kenyamanan selama penerbangan menjadi taruhannya.
Hilangnya rasa aman dan kepercayaan ini berdampak besar terhadap citra Garuda Indonesia. Maskapai seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang. Kejadian ini mengikis kepercayaan yang telah dibangun selama ini dan berpotensi menurunkan jumlah penumpang di masa depan.
Krisis integritas dan budaya kerja di Garuda Indonesia
Mufti Anam mengkritik keras budaya kerja di Garuda Indonesia. Ia menggambarkannya sebagai “kanker” yang tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga merusak integritas SDM-nya. Suntikan dana besar dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan holding Danareksa, belum menghasilkan perbaikan signifikan, khususnya di bidang integritas dan budaya kerja.
Perbaikan finansial saja tidak cukup. Garuda Indonesia membutuhkan transformasi total dalam budaya kerja dan manajemen internalnya. Kejujuran dan integritas karyawan menjadi kunci utama untuk mengembalikan kepercayaan publik. Tanpa perubahan mendasar ini, suntikan dana triliunan rupiah akan sia-sia.
Rekomendasi perbaikan dan langkah ke depan
Mufti Anam menyarankan Garuda Indonesia untuk tidak hanya fokus pada restrukturisasi keuangan, tetapi juga melakukan perombakan besar-besaran terhadap budaya kerja dan manajemen internal. Perlu adanya pelatihan etika dan integritas bagi seluruh karyawan, serta peningkatan pengawasan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Selain itu, perlu ada mekanisme pelaporan dan penindakan yang tegas terhadap pelanggaran kode etik karyawan. Transparansi dalam proses investigasi dan hukuman yang diberikan sangat penting untuk membangun kepercayaan publik kembali. Garuda Indonesia perlu menunjukkan komitmen nyata dalam memperbaiki budaya kerja dan meningkatkan integritas SDM-nya.
Investigasi menyeluruh dan transparansi
Agar kasus ini tidak hanya menjadi polemik sesaat, perlu dilakukan investigasi menyeluruh dan transparan oleh pihak berwenang. Proses investigasi harus melibatkan pihak independen untuk memastikan objektivitas dan keadilan. Hasil investigasi dan sanksi yang diberikan harus dipublikasikan secara terbuka.
Transparansi dalam proses investigasi akan menunjukkan keseriusan Garuda Indonesia dalam menangani kasus ini dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Hal ini juga penting untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan keamanan serta kenyamanan penumpang.
Peran pemerintah dalam pengawasan
Pemerintah, sebagai pemegang saham mayoritas, juga memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja Garuda Indonesia. Pengawasan yang ketat dan efektif perlu dilakukan untuk memastikan dana yang telah disuntikkan digunakan secara efisien dan efektif, serta untuk memastikan terwujudnya perbaikan budaya kerja dan peningkatan integritas perusahaan.
Pemerintah perlu memastikan bahwa Garuda Indonesia benar-benar melakukan reformasi menyeluruh, bukan hanya tambal sulam. Keberhasilan Garuda Indonesia dalam bangkit kembali, sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan manajemen perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar.
Sebagai penutup, insiden kehilangan iPhone ini menjadi pengingat penting bagi Garuda Indonesia dan maskapai lainnya mengenai pentingnya integritas, keamanan, dan kepercayaan penumpang. Perbaikan mendasar dan komitmen untuk perubahan menjadi kunci utama untuk memulihkan nama baik dan kepercayaan publik.