Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, menyampaikan khutbah Idul Adha 1446 H/2025 M di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, pada Jumat, 6 Juni 2025. Khutbahnya, bertema “Kurban, Kota, dan Agenda Keadilan,” menekankan pentingnya pengorbanan, baik secara simbolik maupun nyata, untuk mencapai keadilan sosial.
Anies mengaitkan pelaksanaan ibadah kurban dengan kondisi sosial masyarakat. Ia menjelaskan bahwa semangat pengorbanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, melainkan juga tentang pengorbanan diri demi ketaatan pada Allah dan kesejahteraan sesama.
Ia membandingkan kesetaraan jemaah haji di Tanah Suci dengan ketimpangan yang terjadi di kota-kota setelah mereka kembali. Para jemaah haji mengenakan ihram, menunjukkan kesederhanaan dan kesetaraan di hadapan Allah. Namun, ketimpangan sosial masih menjadi masalah besar di berbagai kota di Indonesia.
Keadilan Sosial: Lebih dari Sekedar Hewan Kurban
Anies mengajak umat Islam untuk berkurban tidak hanya secara ritual dengan menyembelih hewan, tetapi juga dengan berkurban dalam bentuk lain. Mereka yang mampu secara finansial didorong untuk menyumbangkan sebagian hartanya. Mereka yang memiliki keahlian didorong untuk berbagi keahlian tersebut demi kesejahteraan bersama.
Menurutnya, ketimpangan sosial bukanlah takdir, melainkan akibat dari kebijakan publik yang kurang tepat dan belum terselesaikan secara serius. Ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengatasi ketimpangan ini.
Anies juga menyoroti peran kota sebagai cerminan peradaban. Sebuah kota yang dipenuhi ketimpangan menunjukkan peradaban yang tidak sehat. Oleh karena itu, upaya untuk menciptakan keadilan sosial di kota sangatlah penting.
Mengatasi Ketimpangan: Peran Pemerintah dan Masyarakat
Untuk mengatasi ketimpangan, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus membuat kebijakan yang pro-rakyat dan berorientasi pada keadilan sosial. Masyarakat juga harus aktif berperan serta dalam mengawasi dan mendorong terwujudnya keadilan sosial.
Beberapa contoh kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengurangi ketimpangan antara lain: peningkatan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu, penciptaan lapangan kerja yang layak, dan penegakan hukum yang adil dan merata.
Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengurangi ketimpangan melalui kegiatan filantropi, mendukung usaha kecil dan menengah (UKM), dan menciptakan lingkungan sosial yang inklusif.
Makna Kurban dalam Konteks Modern
Dalam konteks modern, makna kurban perlu dimaknai secara lebih luas. Kurban bukan hanya sekedar ritual keagamaan, melainkan juga komitmen untuk berbagi dan menciptakan keadilan sosial. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menekankan persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama.
Oleh karena itu, momentum Idul Adha hendaknya digunakan sebagai pengingat untuk selalu berbuat baik dan berkontribusi bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang kurang beruntung.
Dengan demikian, kurban tidak hanya bermakna pengorbanan pribadi tetapi juga refleksi untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulan
Khutbah Anies Baswedan pada Idul Adha 2025 memberikan pesan yang sangat relevan dengan kondisi sosial Indonesia saat ini. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk berkurban, baik secara simbolik maupun nyata, demi terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi semua. Peran pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi ketimpangan dan membangun peradaban yang lebih baik.
Semoga momentum Idul Adha dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berbuat baik dan berkontribusi bagi masyarakat.
Editor: Kuswandi
Artikel Terkait:
Tags: