Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga pertengahan Juni 2025 telah mencapai angka yang signifikan. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat penyaluran KUR mencapai Rp 118,8 triliun, atau sekitar 39,3% dari target nasional tahun ini. Jumlah debitur yang telah menerima pembiayaan juga mencapai 2.076.238 orang, setara dengan 58,9% dari target penerima KUR 2025. Keberhasilan ini menunjukkan pemanfaatan KUR yang efektif untuk meningkatkan produktivitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Adha Damanik, menyampaikan optimismenya terkait pencapaian ini. Ia menekankan bahwa penyaluran KUR yang mencapai Rp 118 triliun hingga Juni 2025 menunjukkan dampak positif bagi UMKM Indonesia.
Penyaluran KUR Berbasis Sektor dan Skema Pembiayaan
Penyaluran KUR tahun ini dibagi ke dalam beberapa skema pembiayaan. Skema mikro menjadi yang paling banyak menyerap dana, dengan total Rp 79,62 triliun yang disalurkan kepada 1.899.471 debitur. Skema kecil menerima alokasi sebesar Rp 39,05 triliun untuk 159.086 debitur. Sisanya dialokasikan untuk skema super mikro, khusus, dan program pembiayaan bagi pekerja migran Indonesia (PMI). Distribusi ini menunjukkan fokus pemerintah dalam menjangkau berbagai skala usaha UMKM.
Pemerintah juga memfokuskan penyaluran KUR pada sektor produksi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih berkualitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Peningkatan Akses KUR bagi Perempuan dan Dorongan Graduasi UMKM
Data menunjukkan peningkatan akses KUR yang signifikan bagi perempuan. Sebanyak 51,07% dari total penerima KUR atau 977.931 debitur adalah perempuan, dengan total pembiayaan mencapai Rp 60,9 triliun. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong inklusivitas dan pemberdayaan perempuan dalam sektor ekonomi.
Sementara itu, jumlah debitur laki-laki tercatat sebanyak 1.097.593 orang dengan total pembiayaan Rp 57,8 triliun. Perbedaan yang tidak terlalu signifikan ini menunjukkan adanya pemerataan akses KUR antara laki-laki dan perempuan. Pemerintah juga menargetkan graduasi UMKM, yaitu mendorong usaha mikro untuk naik kelas menjadi usaha kecil atau menengah.
Pembiayaan KUR sebagai Kunci Peningkatan Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu fokus utama penyaluran KUR 2025 adalah mendorong pembiayaan ke sektor produksi. Hingga Juni 2025, sebanyak Rp 71,1 triliun atau 59,9% dari total penyaluran KUR telah digunakan untuk kegiatan produktif seperti pertanian, manufaktur, dan industri makanan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah menciptakan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pemerintah menargetkan 60% dana KUR digunakan untuk sektor produksi, bukan hanya perdagangan. Dengan proporsi yang hampir mencapai target ini, kebijakan tersebut menunjukkan efektivitas penyaluran KUR dalam mendorong perekonomian nasional. Pembiayaan menjadi kunci utama dalam mendorong UMKM naik kelas. Program KUR tidak hanya menargetkan peningkatan jumlah debitur, tetapi juga mendorong graduasi UMKM. Artinya, UMKM yang sebelumnya mendapatkan pinjaman kecil, kini dapat meningkatkan jumlah pinjaman mereka.
Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi mereka dan perluasan pangsa pasar. Dengan target 1,1 juta debitur graduasi pada tahun ini, program KUR berperan strategis dalam penguatan struktur ekonomi berbasis usaha rakyat. Ke depannya, UMKM perlu tumbuh tidak hanya dari segi kuantitas, tetapi juga kualitas dan produktivitas.
Program KUR terbukti sukses dalam menyalurkan dana kepada UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesempatan bagi pelaku usaha, terutama perempuan. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus berlanjut, menciptakan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia.