Perayaan Hari Raya Idul Adha, yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2025, bukan sekadar ritual keagamaan. Lebih dari itu, Idul Adha merupakan momen refleksi atas makna pengorbanan tertinggi, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun sesama manusia. Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah.
Said Abdullah menekankan pentingnya memaknai ibadah kurban sebagai pengingat akan ajaran Islam tentang pengorbanan. Semangat Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah SWT, menjadi teladan utama. Kisah ini sarat makna mendalam tentang ketaatan dan pengabdian tanpa pamrih.
Lebih lanjut, Said menjelaskan bahwa kurban bukan hanya soal menyembelih hewan, tetapi juga tentang berbagi berkah dan kebahagiaan. Bagi mereka yang berkecukupan, mengonsumsi daging mungkin hal biasa, bahkan mungkin sudah tidak lagi menjadi hal yang dinantikan. Namun, bagi masyarakat kurang mampu, daging kurban menjadi santapan istimewa yang jarang didapat.
Makna Kurban dalam Perspektif Ekonomi dan Sosial
Dalam konteks sosial ekonomi, kurban juga memiliki peran signifikan. Distribusi daging kurban kepada yang membutuhkan dapat meringankan beban ekonomi mereka, khususnya bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan. Selain itu, permintaan hewan kurban yang tinggi juga berdampak positif bagi para peternak.
Said Abdullah menambahkan bahwa PDI Perjuangan Jawa Timur menyalurkan 403 ekor sapi ke berbagai wilayah di Jawa Timur. Penyaluran tersebut dilakukan melalui berbagai jalur, termasuk kantor-kantor DPC PDI Perjuangan, pesantren, masjid, organisasi masyarakat keagamaan, dan tokoh masyarakat. Hal ini menunjukkan komitmen partai dalam membantu masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Momentum Hari Raya Idul Adha, terutama bagi masyarakat Madura, juga memiliki arti penting secara ekonomi. Tradisi toron, yaitu pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga, menciptakan perputaran ekonomi di daerah asal. Inilah salah satu dampak positif yang diharapkan dari perayaan kurban.
Tradisi Kurban di Indonesia
Tradisi kurban di Indonesia memiliki variasi yang kaya, bergantung pada latar belakang budaya dan suku masing-masing daerah. Di beberapa daerah, proses penyembelihan hewan kurban dilakukan secara bersama-sama, membentuk ikatan sosial yang kuat. Di daerah lain, daging kurban dibagikan dengan cara-cara tertentu yang unik dan mencerminkan kearifan lokal.
Selain itu, kurban juga menjadi ajang silaturahmi. Momen berbagi dan kebersamaan ini mempererat tali persaudaraan antar anggota masyarakat, membangun rasa empati dan kepedulian sosial. Tidak jarang, kurban juga diiringi dengan berbagai kegiatan sosial lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Di era modern seperti saat ini, penting untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi kurban. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sarana untuk memperkuat nilai-nilai luhur, menumbuhkan kepedulian sosial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
Kesimpulannya, Idul Adha dan ibadah kurban memiliki arti penting yang multidimensional, meliputi aspek keagamaan, sosial, dan ekonomi. Melalui pengorbanan, kita diajak untuk meningkatkan keimanan, meningkatkan kepedulian sosial, dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Sabik Aji Taufan