Pernikahan Putri Habibie dan Rafli Albera pada 1 Juni 2025 menyita perhatian publik. Nuansa adat Jawa yang kental dalam acara tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Akad nikah dilangsungkan di Masjid Baitul Ilmi, Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan, dihadiri keluarga dan kerabat dekat.
Keunikan acara pernikahan ini juga terlihat dari adanya tradisi “Bubak Kawah”. Unggahan di Instagram memperlihatkan antusiasme para tamu terhadap tradisi ini.
Tradisi Unik Bubak Kawah
Tradisi Bubak Kawah menjadi sorotan dalam pernikahan Putri Habibie dan Rafli. Tradisi ini, menurut ejurnal Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten, merupakan upacara yang dilakukan saat orang tua melangsungkan pernikahan anak pertama mereka.
Upacara ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Bubak Kawah menjadi tanda peran baru orang tua sebagai mertua, sekaligus ungkapan syukur dan doa untuk rumah tangga anak.
Pembagian peralatan dapur kepada tamu undangan juga merupakan bagian penting dari tradisi ini. Hal ini dipercaya membawa keberuntungan bagi para penerima.
Simbolisme Siklus Kehidupan dalam Bubak Kawah
Bubak Kawah sarat dengan simbolisme yang mencerminkan siklus kehidupan. Tradisi ini bukan hanya ritual belaka, melainkan juga perwujudan syukur dan harapan akan masa depan yang baik.
Masyarakat Jawa meyakini Bubak Kawah membawa berkah bagi pasangan yang menikah. Meski banyak generasi muda yang kurang memahami maknanya, tradisi ini tetap lestari sebagai penghormatan terhadap adat.
Tradisi ini juga memiliki keterkaitan dengan ajaran agama Hindu. Bubak Kawah dianggap sebagai bentuk persembahan suci (yadnya) kepada Tuhan.
Simbol-simbol dan prosesi dalam upacara ini memiliki makna khusus. Sesaji dan rangkaian acara dirancang dengan penuh pertimbangan.
Pernikahan Putri Habibie: Perpaduan Adat dan Modernitas
Pernikahan Putri Habibie tidak hanya unik karena Bubak Kawah. Suvenir pernikahan berupa sayur mayur yang dapat diambil sepuasnya juga menarik perhatian.
Hal ini selaras dengan hobi Putri Habibie yang gemar memasak. Pasangan ini juga merilis single “Kalau Memang Jodoh” sebagai bagian dari EP SAMAWAH.
Putri Habibie konsisten mengenakan busana berkonsep wastra sepanjang acara pernikahan. Mulai dari prosesi siraman hingga akad nikah.
Pada prosesi siraman, ia mengenakan kain jumputan oranye dipadu ronce melati. Setelah siraman, ia tampil anggun dengan kebaya putih dan rok batik ruffle.
Saat akad nikah, Putri Habibie tampil memesona dengan busana Solo basahan. Busana ini terdiri dari dodot, kebaya hijau, paes, sanggul, cunduk mentul, dan ronce melati.
Putri Habibie, cucu dari Junus Effendi Habibie (kakeknya) dan keponakan BJ Habibie, terkenal dekat dengan dunia kuliner. Ia menggunakan nama keluarga Habibie, yang memiliki sejarah panjang dan ikatan keluarga yang kuat.
Keluarga Habibie terkenal besar dan dekat satu sama lain. Putri menjelaskan bahwa keluarga besarnya sangat dekat, bahkan menganggap banyak orang Indonesia sebagai bagian dari keluarga besarnya.
Pernikahan Putri Habibie menjadi contoh indah perpaduan tradisi Jawa yang kaya dan sentuhan modern. Acara ini tak hanya merayakan cinta, tetapi juga melestarikan warisan budaya.
Tradisi Bubak Kawah, dengan makna simbolisnya yang dalam, menjadi bukti kelanjutan dan kekayaan budaya Jawa yang patut dihargai dan dilestarikan. Semoga pernikahan Putri Habibie dan Rafli Albera membawa kebahagiaan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda.