Sebuah pesawat komando darurat Presiden Amerika Serikat, Boeing E-4B Nightwatch—yang dikenal sebagai “Pesawat Kiamat”—terdeteksi melakukan penerbangan misterius pada Selasa (17/6). Penerbangan ini memicu spekulasi luas, terutama mengingat peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Pesawat tersebut lepas landas dari Bossier City, Louisiana, dan setelah melakukan perjalanan panjang di sepanjang pantai timur Amerika Serikat, mendarat di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland. Durasi penerbangan dan rute yang tidak biasa menjadi pusat perhatian publik.
Penerbangan Misterius Pesawat Kiamat dan Spekulasi yang Muncul
Penerbangan Pesawat Kiamat berlangsung lebih dari empat jam. Hal yang menarik perhatian adalah kode panggilan yang digunakan, “ORDER01,” berbeda dari kode panggilan yang biasa digunakan, “ORDER6.”
Meskipun Armada E-4B secara rutin melakukan penerbangan untuk menjaga kesiapan, penerbangan ini memicu spekulasi terkait peningkatan keamanan Presiden Trump di tengah meningkatnya ketegangan nuklir di Timur Tengah.
Beberapa pengamat mengaitkan penerbangan ini dengan laporan yang menyebutkan dukungan Trump terhadap potensi tindakan militer Israel terhadap Iran. Teheran sendiri telah menolak tuntutan penyerahan tanpa syarat dari Amerika Serikat.
Ketegangan Meningkat antara Iran dan Amerika Serikat
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara tegas menolak ultimatum Amerika Serikat. Pernyataan Khamenei ini disampaikan melalui televisi negara beberapa jam setelah penerbangan Pesawat Kiamat.
Khamenei menekankan penolakan Iran terhadap segala bentuk pemaksaan, baik dalam perang maupun perdamaian. Ia juga mengkritik pernyataan-pernyataan ancaman dari pihak Amerika Serikat.
Pernyataan Khamenei ini menjadi respons langsung terhadap laporan mengenai rencana dukungan militer AS terhadap Israel, menambah bumbu dramatis pada situasi yang sudah tegang.
Spesifikasi dan Kemampuan Pesawat E-4B Nightwatch
Amerika Serikat memiliki empat pesawat E-4B Nightwatch. Pesawat ini dirancang khusus untuk menjadi pusat komando terbang yang tahan terhadap serangan nuklir dan berbagai ancaman lainnya.
Dilengkapi dengan perisai termal dan nuklir, pesawat ini mampu bertahan dari ledakan nuklir, efek elektromagnetik, dan serangan siber. E-4B juga memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal balasan.
Dengan 67 antena parabola dan antena di kubah sinar, E-4B mampu berkomunikasi dengan seluruh dunia. Pesawat ini juga memiliki fasilitas lengkap untuk menampung dan mendukung tim analis dan ahli strategi.
- Pesawat ini memiliki tiga dek, termasuk ruang komando, ruang konferensi, dan area istirahat dengan 18 tempat tidur susun.
- E-4B mampu beroperasi selama 35,4 jam tanpa henti, dan dirancang untuk beroperasi selama seminggu penuh tanpa perlu mendarat. Pesawat ini juga mampu mengisi bahan bakar di udara.
Meskipun tujuan pasti penerbangan Pesawat Kiamat pada tanggal 17 Juni masih belum dikonfirmasi secara resmi, kejadian ini menunjukkan betapa tegangnya situasi geopolitik saat ini dan seberapa serius AS mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan skenario.
Data penerbangan menunjukkan pesawat tersebut awalnya berada di dekat Window Rock, Arizona, sebelum menuju ke Louisiana dan kemudian ke Maryland. Kemampuan pesawat ini untuk beroperasi dari berbagai pangkalan memperlihatkan fleksibilitas dan kesiapannya dalam menghadapi berbagai situasi darurat.
Sejarah penggunaan Pesawat Kiamat pun beragam, dari mendukung operasi bantuan bencana hingga menjadi tempat berlindung bagi Presiden George W. Bush pasca serangan 11 September. Namun, penerbangan terbaru ini menimbulkan pertanyaan dan spekulasi yang perlu dikaji lebih lanjut, mengingat konteks geopolitik saat ini.