Neta Auto, produsen mobil listrik asal China, tengah berjuang keras menghadapi krisis keuangan. Perusahaan induknya, Hozon New Energy Automobile Co, resmi memulai proses restrukturisasi yang diawasi pengadilan.
Restrukturisasi Neta Auto: Upaya Selamatkan Diri dari Krisis Utang
Restrukturisasi ini, dipimpin pemerintah dan diawasi Pengadilan Menengah Rakyat Jiaxing, Zhejiang, bertujuan menyelesaikan masalah utang yang membelit perusahaan.
Prosesnya meliputi optimalisasi utang, perbaikan manajemen, dan penambahan modal baru untuk revitalisasi perusahaan.
Tujuan utama adalah memastikan kelangsungan produksi, menstabilkan pengiriman produk, dan melindungi hak serta kepentingan seluruh stakeholder.
Pabrik di Tongxiang akan beroperasi bertahap dalam enam bulan ke depan, memprioritaskan pemenuhan pesanan yang ada.
Sistem dealer juga akan ditata ulang melalui pertukaran utang dengan ekuitas dan dukungan finansial untuk memastikan transisi yang stabil.
Perusahaan memastikan bahwa bisnis luar negeri Neta Auto tidak terdampak. Perjanjian jaminan telah diteken untuk kerjasama dengan dealer dan pemasok di luar negeri, dan jaringan layanan purna jual tetap beroperasi normal.
Demo Karyawan di Kantor Neta Auto: Tanda Krisis yang Mendalam
Sebelum pengumuman restrukturisasi, terjadi demonstrasi karyawan di kantor pusat Neta Auto di Shanghai. Lebih dari 100 karyawan menuntut penjelasan dari pemimpin perusahaan, Fang Yunzhou.
Para karyawan mengaku hanya diberi arahan untuk menunggu proses likuidasi kebangkrutan. Seorang staf Neta Auto bahkan mengkonfirmasi rencana reorganisasi kebangkrutan dalam beberapa hari mendatang.
Demo ini menjadi puncak dari berbagai masalah yang dihadapi Neta Auto, termasuk masalah arus kas, kepergian sejumlah eksekutif, dan tekanan dari para pemasok.
Penjualan Menurun dan PHK Massal: Dampak Krisis yang Terasa
Sejak 2024, Neta Auto menghadapi berbagai gugatan hukum akibat masalah keuangan dan gagal bayar utang.
Perusahaan terpaksa melakukan PHK massal terhadap hampir 2.900 karyawan, atau hampir separuh dari total tenaga kerja.
Karyawan juga mengklaim belum menerima gaji sejak November tahun lalu, semakin memperdalam krisis yang dihadapi perusahaan.
Penurunan penjualan yang drastis menjadi salah satu penyebab utama krisis yang tengah melanda Neta Auto.
Nasib Neta Auto kini bergantung pada keberhasilan restrukturisasi yang tengah dijalankan. Meskipun langkah ini menunjukkan upaya penyelamatan, tantangan besar masih menanti perusahaan untuk pulih dan kembali bersaing di pasar mobil listrik yang kompetitif. Kesuksesan restrukturisasi akan menentukan masa depan Neta Auto dan dampaknya bagi ribuan karyawan dan stakeholder terkait.