PBSI mengakui performa tim bulu tangkis Indonesia di tahun 2025 masih jauh dari harapan. Hanya dua gelar yang berhasil diraih hingga Juni 2025, yakni di Thailand Masters dan Taipei Open, keduanya turnamen level Super 300. Prestasi ini jauh di bawah target dan harapan yang telah ditetapkan.
Padahal, PBSI telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan performa, termasuk melakukan perombakan pelatih melalui rekrutmen terbuka. Namun, hasilnya belum terlihat signifikan pada turnamen-turnamen bergengsi.
Hasil yang Mengecewakan di Semester Pertama 2025
Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, secara terbuka mengakui kekecewaan atas pencapaian tim Pelatnas di semester pertama 2025. Hasil yang didapatkan masih jauh dari target yang telah ditetapkan.
Prestasi di Indonesia Open juga menjadi sorotan. Tim Pelatnas hanya mencapai babak semifinal, sementara satu wakil Indonesia berhasil melaju ke final. Prestasi ini dinilai belum memenuhi harapan PBSI.
Perbandingan dengan semester pertama tahun lalu semakin memperlihatkan penurunan prestasi. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, tim Indonesia mampu meraih 8 gelar dari berbagai level turnamen, mulai dari Super 300 hingga Super 1000.
Sinkronisasi Pelatih dan Atlet: Kunci Peningkatan Performa
Eng Hian menekankan pentingnya sinkronisasi antara pelatih dan atlet sebagai kunci peningkatan performa. Ia mengakui masih banyak ketidaksesuaian antara kemauan pelatih dan kebutuhan atlet di lapangan.
Upaya untuk menyatukan kebutuhan atlet dan kemauan pelatih terus dilakukan. Rapat evaluasi intensif telah dilakukan dengan pelatih teknik, pelatih fisik, dan tim pendukung.
Ketidaksesuaian ini terutama disebabkan oleh banyaknya pelatih baru. Kebutuhan atlet yang seharusnya ditingkatkan belum sepenuhnya diterima oleh para atlet. Hal ini menjadi fokus utama program ke depan.
Tantangan dan Strategi Menuju Perbaikan
Pencapaian enam bulan pertama 2025 menjadi bahan evaluasi penting dalam perpanjangan kontrak pelatih. Target pencapaian yang lebih tinggi akan menjadi penentu kelanjutan kontrak.
Eng Hian menegaskan pentingnya peran pelatih sebagai komando tim. Keinginan atlet untuk mengikuti turnamen tertentu tidak selalu diprioritaskan jika menurut pelatih kondisi atlet belum siap.
Faktor sponsor juga menjadi pertimbangan. Terkadang, atlet harus mengikuti turnamen tertentu meskipun kondisi fisiknya belum ideal, karena tuntutan sponsor. PBSI tengah berupaya mengatasi hal ini dengan memastikan kesiapan atlet berdasarkan standar pelatih sebelum mengikuti turnamen.
Koordinasi dan komunikasi yang baik antara pelatih dan atlet sangat krusial. PBSI menekankan pentingnya membangun sistem yang terintegrasi agar pemain dapat mencapai hasil yang lebih baik di enam bulan ke depan.
Evaluasi kontrak pelatih selanjutnya akan mempertimbangkan hasil dan progres yang ditunjukkan di masa mendatang. PBSI berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan performa tim bulu tangkis Indonesia.
Ke depan, PBSI akan terus berupaya meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pelatih dan atlet. Harapannya, sinkronisasi yang lebih baik akan menghasilkan peningkatan prestasi yang signifikan di masa mendatang. Evaluasi berkala dan penyesuaian strategi akan terus dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.