Pemalang, kabupaten di pesisir utara Jawa Tengah, menyimpan paradoks menarik. Ia dikenal sebagai daerah dengan wilayah kumuh terluas di provinsi tersebut, namun sekaligus berlokasi di titik geografis yang sangat strategis, tepat di jantung Pulau Jawa. Kontras ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang potensi terpendam Pemalang dan tantangan yang harus diatasi untuk merealisasikannya.
Potensi besar yang dimiliki Pemalang seringkali terabaikan karena bayang-bayang masalah kumuh yang begitu nyata. Memahami dua wajah Pemalang ini—potensi dan tantangan—menjadi kunci untuk melihat masa depannya.
Pemalang: Ibu Kota Kumuh Jawa Tengah?
Data dari Satuan Kerja Pengembangan Permukiman (PKP) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan luas kawasan kumuh di Pemalang mencapai 974 hektar. Angka ini merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah, jauh melampaui Pekalongan yang hanya memiliki 671 hektar kawasan kumuh. Kondisi ini tersebar di berbagai kecamatan, seperti Pemalang, Taman, Petarukan, Comal, dan Ulujami.
Permukiman kumuh di Pemalang ditandai dengan rumah-rumah tak layak huni yang berdesakan di tepi sungai dan rel kereta. Akses jalan sempit dan becek, drainase buruk, sanitasi yang tidak memadai, dan sampah yang menumpuk menjadi pemandangan sehari-hari. Lebih dari 56 desa dikategorikan sebagai kawasan kumuh. Kondisi ini sempat viral di media sosial, menyoroti kontras antara permasalahan nyata dengan potensi geografis yang luar biasa.
Letak Strategis Pemalang di Jantung Pulau Jawa
Terlepas dari permasalahan kumuh, Pemalang memiliki letak geografis yang sangat strategis. Berada di tengah Pulau Jawa, ia menjadi penghubung penting antara jalur pantai utara yang sibuk dan pegunungan di selatan. Posisi ini menjadikan Pemalang simpul konektivitas antar daerah yang sangat potensial.
Pemalang juga dikaruniai keragaman bentang alam yang lengkap. Pantai, dataran rendah, perbukitan, dan sumber daya air yang melimpah menjadi modal utama bagi sektor pertanian, logistik, dan pariwisata. Julukan “Pusere Jawa” atau pusatnya Pulau Jawa memang sangat tepat untuk menggambarkan posisi strategis Pemalang.
Potensi Sektor Pertanian dan Pariwisata
Kekayaan alam Pemalang menyimpan potensi besar untuk pengembangan pertanian. Tanah yang subur dan ketersediaan air memungkinkan pengembangan berbagai komoditas pertanian. Potensi pariwisata juga besar, dengan pantai yang indah dan keindahan alam pegunungan.
Pengembangan sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, hal ini harus dibarengi dengan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan agar keindahan alam Pemalang tetap terjaga.
Harapan Pemalang: Dari Kumuh Menjadi Pusat Ekonomi Baru
Ironisnya, potensi luar biasa Pemalang seolah terkubur di bawah permasalahan kumuh. Pemalang ibarat permata yang masih tertutup lumpur, membutuhkan sentuhan untuk menggali potensinya. Namun, letak geografisnya yang strategis menjadi modal kuat untuk bangkit.
Prioritas utama adalah penataan kawasan kumuh secara terintegrasi dan berkelanjutan. Perencanaan wilayah yang matang dan melibatkan partisipasi masyarakat sangat krusial. Dengan demikian, Pemalang berpeluang besar untuk menjadi pusat pergerakan ekonomi baru di Jawa Tengah, mentransformasi citra kumuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Keberhasilan ini membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Pemalang memiliki kesempatan emas untuk mengubah nasibnya, dari daerah dengan masalah kumuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang maju dan sejahtera.