Sebuah pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV5688 melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Sabtu, 21 Juni 2025. Insiden ini melibatkan pesawat Airbus A330 yang tengah melakukan perjalanan dari Jeddah menuju Surabaya melalui Muscat. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran dan respon cepat dari otoritas terkait.
Kejadian ini bermula dari laporan pilot kepada AirNav Kualanamu pukul 08.55 WIB. Pilot melaporkan adanya ancaman bom di dalam pesawat dan segera meminta izin pendaratan darurat. Kecepatan dan koordinasi yang baik antara pilot dan pihak bandara sangat krusial dalam penanganan situasi darurat ini.
Pendaratan Darurat dan Evakuasi Penumpang
Setelah menerima laporan, AirNav Kualanamu segera berkoordinasi dengan pilot untuk melakukan pengalihan penerbangan (divert) dan pendaratan di Bandara Kualanamu. Pesawat berhasil mendarat dengan selamat pukul 09.27 WIB di Taxiway A5.
Proses evakuasi penumpang dilakukan dengan segera dan tertib. Sebanyak 387 orang, terdiri dari 374 penumpang dan 13 kru, dievakuasi ke terminal bandara. Prioritas utama adalah keselamatan seluruh penumpang dan kru.
Penyelidikan dan Pengamanan
Setelah seluruh penumpang dievakuasi, tim penjinak bom (jihandak) dari Kodam I/Bukit Barisan dan Brimob Polda Sumut langsung diterjunkan untuk melakukan pemeriksaan di lokasi. Proses screening keamanan terhadap penumpang dan barang bawaan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada ancaman lebih lanjut.
Pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat juga dilakukan untuk memastikan tidak ada bahan peledak atau perangkat berbahaya lainnya. Kerjasama antar instansi menjadi kunci keberhasilan proses evakuasi dan investigasi.
Reaksi dan Dampak Insiden
Insiden ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan ketegangan bagi penumpang dan keluarga mereka. Pihak Saudia Airlines kemungkinan akan mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Kejadian ini juga akan menjadi pelajaran berharga bagi otoritas bandara dan maskapai penerbangan dalam meningkatkan prosedur keamanan dan kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat serupa. Evaluasi menyeluruh terhadap protokol keamanan menjadi langkah penting untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Proses investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan penyebab laporan ancaman bom. Mekanisme investigasi akan melibatkan berbagai pihak, termasuk otoritas penerbangan sipil, kepolisian, dan pihak terkait lainnya. Hasil investigasi akan menentukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk meningkatkan keamanan penerbangan.
Insiden pendaratan darurat ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya sistem keamanan penerbangan yang kuat dan respon cepat terhadap ancaman keamanan. Kerja sama yang efektif antar berbagai lembaga menjadi faktor kunci dalam memastikan keselamatan penumpang dan mencegah tragedi yang lebih besar. Semoga proses investigasi dapat berjalan lancar dan menghasilkan kesimpulan yang objektif untuk meningkatkan keamanan penerbangan di masa mendatang.