Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan pernyataan tegas mengenai perang. Menurutnya, tidak ada negara yang bijak menginginkan konflik bersenjata. Perang hanya akan menimbulkan kerusakan dan kehancuran yang meluas. Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam acara pembukaan Indonesia Defence 2025 di Jakarta.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan sifat destruktif perang bagi kemanusiaan. Ia menyatakan bahwa perang merupakan tindakan yang merugikan dan membawa dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat.
Perang Sebagai Upaya Terakhir
Prabowo menjelaskan bahwa perang hanya boleh menjadi pilihan terakhir. Hanya dalam keadaan terpaksa dan sebagai upaya mempertahankan kedaulatan bangsa, perang dapat dibenarkan.
Ia menyinggung sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah. Perlawanan tersebut, menurut Prabowo, merupakan bentuk perlawanan terpaksa karena penjajah enggan meninggalkan Indonesia.
Sikap hormat kepada bangsa lain tetap dipegang teguh Indonesia. Namun, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan ragu untuk mempertahankan kedaulatannya.
Menghormati Bangsa Lain, Namun Tegas Mempertahankan Kedaulatan
Prabowo menekankan pentingnya penghormatan terhadap semua bangsa. Indonesia, katanya, akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kerjasama dan perdamaian internasional.
Namun, ia juga mengingatkan akan prinsip mempertahankan kedaulatan negara. Mengutip pesan dari nenek moyang, Prabowo menyatakan lebih baik mati daripada dijajah kembali.
Indonesia akan bersikap tegas dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya. Kerjasama internasional tetap dijunjung tinggi, namun keputusan untuk berperang akan diambil jika benar-benar terpaksa demi mempertahankan kepentingan bangsa.
Indonesia Defence 2025 dan Pernyataan Prabowo
Pernyataan Prabowo ini disampaikan dalam konteks pembukaan pameran pertahanan Indonesia Defence 2025. Acara ini menjadi panggung bagi Prabowo untuk menyampaikan pandangannya terkait pertahanan dan keamanan negara.
Pernyataan Prabowo menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia, namun juga tekad untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya.
Pidato Prabowo di Indonesia Defence 2025 bukan sekadar tentang pameran alutsista, tetapi juga mengungkapkan filosofi pertahanan Indonesia yang mengedepankan perdamaian, namun tetap siap menghadapi ancaman.
Sebagai penutup, pernyataan Prabowo menunjukkan keseimbangan antara diplomasi dan kekuatan militer dalam menjaga keamanan dan kepentingan nasional Indonesia. Perdamaian menjadi prioritas utama, namun kekuatan untuk mempertahankan diri tetap menjadi perisai terakhir.