Kemunculan USS Nimitz, kapal induk bertenaga nuklir milik Amerika Serikat, kembali menjadi pusat perhatian setelah dikerahkan ke Timur Tengah. Kapal perang raksasa ini merupakan simbol kekuatan angkatan laut AS dan telah menjadi pilar utama Armada Pasifik selama lebih dari empat dekade.
Dengan biaya pembangunan sekitar USD 4,5 miliar, USS Nimitz memimpin Carrier Strike Group 11. Kehadirannya di kawasan tersebut diinterpretasikan sebagai demonstrasi kekuatan militer AS di wilayah yang secara geopolitik sangat strategis dan berpotensi konflik.
Kekuatan Militer USS Nimitz
USS Nimitz membawa kekuatan udara yang sangat signifikan. Armada pesawat tempurnya mencakup jet tempur F/A-18 Super Hornets, EA-18G Growlers, dan yang paling mutakhir, F-35C Lightning II, jet siluman generasi kelima.
The Sun melaporkan bahwa USS Nimitz merupakan pusat kekuatan militer laut AS, mampu melancarkan serangan dari laut ke darat kapan pun dibutuhkan. Kemampuan ini menjadikan kapal induk ini sebagai aset strategis yang vital bagi militer AS.
Spesifikasi dan Kapasitas USS Nimitz
Sebagai kapal induk kelas Nimitz, USS Nimitz merupakan kapal pertama dari sepuluh kapal induk bertenaga nuklir dalam kelasnya. Ukurannya sangat impresif: panjang sekitar 333 meter, lebar dek penerbangan 76,8 meter, dan tinggi keseluruhan setara dengan gedung 20 lantai.
Kapal ini mampu membawa hingga 90 pesawat, termasuk jet tempur, pesawat pengintai, dan helikopter. Dua reaktor nuklir A4W yang dimilikinya mampu memberikan tenaga selama lebih dari 20 tahun tanpa perlu pengisian ulang bahan bakar.
Kecepatannya dapat mencapai lebih dari 30 knot (sekitar 56 kilometer per jam). Operasional kapal ini membutuhkan sekitar 3.500 personel kapal dan 2.480 personel sayap udara, total hampir 6.000 orang.
Sistem pertahanan USS Nimitz juga canggih, meliputi dua peluncur rudal RIM-7 Sea Sparrow, dua peluncur RIM-116 Rolling Airframe Missiles (RAM), tiga sistem pertahanan otomatis Phalanx CIWS, dan empat senapan otomatis Mk 38 kaliber 25mm.
Perbandingan dengan USS Gerald R. Ford
Meskipun memiliki spesifikasi yang luar biasa, USS Nimitz bukan lagi kapal induk terbesar di dunia. Gelar tersebut kini dipegang oleh USS Gerald R. Ford (CVN-78), kapal pertama dari kelas Ford yang mulai beroperasi pada tahun 2017.
USS Gerald R. Ford memiliki daya angkut sekitar 112.000 ton dan dilengkapi teknologi mutakhir, termasuk sistem peluncur elektromagnetik (EMALS), dan efisiensi operasional yang lebih tinggi.
Meskipun bukan yang terbesar, USS Nimitz tetap menjadi aset penting dalam kekuatan laut AS. Modernisasi berkala memastikan relevansi kapal ini dalam berbagai misi strategis di seluruh dunia.
Keberadaan USS Nimitz di Timur Tengah, meskipun bukan yang terbesar, tetap menjadi penanda kekuatan militer AS dan pengaruhnya di kawasan tersebut. Modernisasi berkelanjutan memastikan kapabilitasnya tetap relevan dalam skenario geopolitik yang terus berubah. Kehadirannya merupakan gambaran nyata dari kekuatan proyeksi AS di panggung dunia.