Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, dibentuk di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, tengah membangun reputasinya sebagai sovereign wealth fund (SWF) bertaraf global. Tugas utamanya adalah mengelola dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan mengawasi dua jenis holding, yaitu investment dan operasional.
Pandu Patra Sjahrir, Chief Investment Officer BPI Danantara, memaparkan hal tersebut dalam Forum Bisnis bertajuk “Prospek Danantara Menuju Sovereign Fund Bertaraf Dunia” yang diselenggarakan oleh President Club pada Minggu (22/6/2025).
Mengelola Kekayaan Negara untuk Masa Depan
Danantara bertanggung jawab atas operasional 889 perusahaan BUMN. Kepemilikan hampir 100 persen ini digunakan untuk melakukan korporatisasi guna menghasilkan dividen bagi investment holding.
Dividen tersebut kemudian diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan di dalam dan luar negeri untuk tujuan komersial. Strategi ini bertujuan untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang dan meningkatkan nilai aset negara.
Komitmen Danantara terhadap good governance dan meritokrasi juga ditekankan. Hal ini termasuk menempatkan talenta terbaik di BUMN-BUMN besar seperti Pertamina dan Telkom.
Tantangan dan Strategi Danantara
Meskipun sering dibandingkan dengan Temasek Singapura yang telah beroperasi selama 50 tahun, Danantara masih tergolong baru, baru berjalan 20 minggu.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu, Danantara fokus merekrut talenta global melalui headhunter.
Perekrutan ini bertujuan untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo, yaitu menciptakan dampak dan warisan jangka panjang bagi Indonesia. Hal ini membutuhkan tenaga ahli terbaik untuk mengelola investasi strategis.
Pendekatan Profesional dan Dukungan Ahli
U. Saefudin Noer, penulis buku “Fenomena Sovereign Wealth Fund”, memberikan apresiasi terhadap pendekatan profesional yang diadopsi Danantara.
Ia melihat langkah Danantara membangun SWF dengan standar global sebagai sinyal kuat untuk meningkatkan kepercayaan investor. Model bisnis, rekrutmen talenta, dan keterbukaan terhadap masukan berbagai pihak menunjukkan komitmen yang kuat.
Noer menjelaskan bahwa model sovereign fund bervariasi, ada yang terpusat seperti di Arab Saudi, atau terdistribusi seperti di Singapura dengan Temasek Holdings, GIC, dan Monetary Authority of Singapore (MAS).
Kunci Keberhasilan: Good Governance dan Talenta Unggul
Good governance dan talenta terbaik menjadi kunci keberhasilan Danantara, seperti yang disimpulkan dalam forum tersebut.
Transparansi dan profesionalisme juga sangat penting untuk memastikan investasi mendukung sektor prioritas, seperti infrastruktur dan aset terbarukan.
Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Investasi yang tepat sasaran sangat krusial untuk mencapai tujuan tersebut.
Prof. Chandra Setiawan, Executive Director President Club, berharap diskusi dalam forum tersebut dapat memperkuat strategi investasi Danantara. Ia menekankan pentingnya orientasi pada kesejahteraan masyarakat dan dukungan terhadap visi Indonesia Emas 2045.
President Club, komunitas yang terdiri dari pengusaha, akademisi, dan pejabat pemerintahan, berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Acara yang dihadiri sekitar 300 peserta ini bertujuan untuk memaparkan visi Danantara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Keberhasilan Danantara dalam mengelola aset negara akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, menerapkan prinsip good governance yang ketat, dan menjalankan strategi investasi yang berorientasi pada dampak jangka panjang bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Dengan demikian, Danantara diharapkan mampu menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.