Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan Rabu pagi, 4 Juni 2025. Rupiah menguat 9 poin atau 0,05 persen, mencapai level Rp 16.300 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.309.
Penguatan rupiah ini diprediksi berpotensi berlanjut seiring dengan tekanan yang dialami perekonomian Amerika Serikat. Analis melihat beberapa indikator ekonomi AS yang menunjukkan kelemahan.
Ekonomi AS Tertekan, Dolar Melemah
Data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan gambaran yang beragam. Pesanan pabrik turun lebih tajam dari perkiraan, sementara jumlah lowongan pekerjaan justru lebih tinggi.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengatakan penurunan pesanan pabrik mengindikasikan pelemahan ekonomi AS. Hal ini, dikombinasikan dengan kenaikan tarif impor, menambah tekanan pada perekonomian.
Meskipun data lowongan kerja lebih baik dari prediksi, hal ini tidak cukup untuk menutupi dampak negatif lainnya. Kenaikan defisit fiskal dan rencana peningkatan utang AS semakin memperburuk situasi.
Kondisi ini diperkirakan akan menekan nilai dolar AS. Ariston memprediksi rupiah akan terus menguat atau setidaknya berkonsolidasi di kisaran Rp 16.200 – Rp 16.300 per dolar AS.
Arus Modal Asing Berbalik ke Indonesia
Di tengah tekanan ekonomi AS, arus modal asing diprediksi akan bergeser ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Chief Economist PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Fakhrul Fulvian, memperkirakan capital inflow akan meningkat signifikan pada paruh kedua tahun 2025.
Bank sentral negara-negara maju di Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, diperkirakan akan mulai membeli obligasi dari negara-negara berkembang. Hal ini karena mereka ingin menghindari penguatan mata uang mereka sendiri yang dapat menurunkan daya saing ekspor.
Indonesia menjadi tujuan menarik bagi investasi asing karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dan stabilitas fiskal yang relatif terjaga. Pelemahan daya tarik US Treasury juga menjadi faktor pendorong.
Potensi Rupiah Tembus Rp 15.500 per Dolar AS
Dengan masuknya capital inflow dan melemahnya dolar AS, potensi penguatan rupiah hingga ke level Rp 15.500 per dolar AS di tahun 2025 terbuka lebar.
Fakhrul menekankan bahwa penguatan ini bukan semata-mata faktor teknikal, tetapi didorong oleh fundamental ekonomi yang kuat, terutama arus modal asing yang masuk.
Lunturnya peran dolar AS sebagai jangkar keuangan global juga turut berkontribusi. AS yang tidak lagi ingin menyerap kelebihan likuiditas dunia melalui US Treasury membuka peluang bagi negara-negara berkembang.
Secara keseluruhan, prospeks rupiah di tahun 2025 terlihat positif. Penguatan rupiah didorong oleh kombinasi faktor internal dan eksternal yang saling mendukung. Namun, perlu diingat bahwa berbagai faktor global masih dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Ke depan, perlu pemantauan yang cermat terhadap perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah untuk melihat apakah potensi penguatan rupiah hingga Rp 15.500 per dolar AS dapat terwujud.