Gagasan inovatif seringkali muncul dari tempat-tempat yang tak terduga. Salah satu contohnya adalah penelitian Ade Rahmat, kader Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) dan alumni Pesantren Persis 03 Pameungpeuk. Penelitiannya, yang pertama di Indonesia, meneliti pertanian sirkular berbasis pesantren. Ini menjadi bukti bahwa kontribusi signifikan bagi pembangunan berkelanjutan bisa datang dari tempat-tempat yang mungkin tampak sederhana.
Penelitian ini tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan potensi besar integrasi ekonomi sirkular dengan lembaga keagamaan. Konsep ini menawarkan solusi berkelanjutan untuk isu-isu global, membuktikan bahwa inovasi dapat muncul dari berbagai sektor, termasuk sektor keagamaan.
Penelitian Terobosan: Pertanian Sirkular Berbasis Pesantren
Penelitian Ade Rahmat, yang dipresentasikan dalam The 3rd International Conference on Pesantren (ICOP) 2025, bertajuk “Pesantren-Based Circular Economy: A Study of the Persis Agropreneur Pesantren Community,” menganalisis praktik pertanian berkelanjutan di dua pesantren: PPI Al-Ma’ruf Ciwidey dan PPI Cikajang Garut. Kedua pesantren ini merupakan anggota Komunitas Pesantren Persis Agropreneur.
Studi lapangan ini menunjukkan bagaimana pesantren mampu mengelola lahan wakaf secara efektif. Mereka juga berhasil mengelola budidaya tanaman dan ikan secara berkelanjutan. Sistem ini juga mencakup pengolahan limbah organik dan distribusi hasil panen oleh para santri. Sistem ini menjadi model pertanian sirkular yang sukses di lingkungan pesantren.
Integrasi Ekonomi Sirkular dan Nilai-Nilai Islam
Ade Rahmat menekankan pentingnya ekonomi sirkular sebagai isu pembangunan global yang diangkat oleh PBB melalui Sustainable Development Goals (SDGs). Penelitiannya menunjukkan kontribusi nyata pesantren Persis dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Ia menambahkan bahwa penelitian ini juga membentuk sumber daya manusia (SDM) Persis yang berpikir global namun bertindak lokal (“Think Globally, Act Locally”). Hal ini selaras dengan nilai-nilai Islam yang menekankan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat serta tanggung jawab terhadap lingkungan.
Santri sebagai Agen Perubahan
Penelitian ini tidak hanya menonjolkan kapasitas intelektual alumni pesantren, tetapi juga menunjukkan peran santri sebagai agen perubahan. Ade, sebagai lulusan PPI 03 Pameungpeuk, berhasil membuktikan nilai-nilai yang ia pelajari di pesantren dapat diimplementasikan dalam kontribusi nyata bagi Indonesia.
Kontribusinya mencakup isu ketahanan pangan, pembangunan berkelanjutan, dan ekonomi hijau berbasis Islam. Penelitian ini membuka jalan bagi pengembangan lebih lanjut model pertanian sirkular berbasis pesantren di Indonesia dan dunia. Hal ini dapat menginspirasi pengembangan model serupa di berbagai lembaga keagamaan dan komunitas lainnya.
Penelitian Ade Rahmat memberikan contoh nyata bagaimana lembaga pendidikan keagamaan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Inovasi ini membuktikan bahwa solusi untuk tantangan global dapat muncul dari berbagai sektor, termasuk dari sektor yang mungkin tak terpikirkan sebelumnya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan harapan baru bagi pengembangan pertanian berkelanjutan yang terintegrasi dengan nilai-nilai keagamaan. Keberhasilan ini juga membuka peluang kolaborasi antara lembaga pendidikan keagamaan dan sektor lain untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan global.