Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus mengawasi dengan ketat berbagai risiko global yang berpotensi mengganggu perekonomian Indonesia. Hal ini disampaikan beliau setelah bertemu dengan Gita Gopinath, First Deputy Managing Director of the International Monetary Fund (IMF). Pertemuan tersebut membahas isu-isu ekonomi penting, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, Sri Mulyani menekankan tantangan besar yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia, dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Ketidakpastian ini antara lain disebabkan oleh disrupsi rantai pasok, kebijakan suku bunga yang tinggi, risiko inflasi, dan perlambatan ekonomi dunia.
Waspada Risiko Global dan Pengelolaan APBN
Sri Mulyani menegaskan komitmen Indonesia untuk tetap waspada terhadap risiko global yang berdampak pada ekonomi nasional. Pemerintah akan terus mengelola APBN secara hati-hati dan bijaksana.
Langkah konkret yang dilakukan pemerintah termasuk melindungi daya beli masyarakat melalui berbagai stimulus untuk mendorong konsumsi rumah tangga. Hal ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil.
Pemerintah juga berkomitmen menjaga defisit APBN di bawah 3%, sesuai dengan Undang-Undang APBN. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal.
Dampak Konflik Israel-Iran terhadap Ekonomi Global
Sri Mulyani juga menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan geopolitik global, khususnya konflik antara Israel dan Iran. Konflik ini berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Kenaikan harga minyak dunia menjadi dampak langsung yang signifikan dari konflik tersebut. Harga minyak Brent bahkan sempat melonjak lebih dari 8 persen pada hari pertama konflik.
Kenaikan harga minyak ini berpotensi memicu efek domino, seperti inflasi global, tekanan terhadap nilai tukar, kenaikan suku bunga, dan perubahan arus modal dari negara berkembang. Pemerintah terus memantau perkembangan situasi ini dengan seksama.
Ketidakpastian Hubungan Perdagangan AS-China
Selain konflik Israel-Iran, dinamika hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga menjadi sumber ketidakpastian ekonomi global. Meskipun tensi konflik dagang sempat mereda, namun belum tercapainya kesepakatan tetap menjadi perhatian.
Kesepakatan dagang bilateral antara AS dan Inggris juga menambah kompleksitas situasi. Hal ini terjadi berbarengan dengan rencana AS untuk menerapkan tarif impor kepada lebih dari 60 negara.
Sri Mulyani mengingatkan bahwa waktu menuju batas negosiasi 90 hari semakin dekat. Situasi ini membuat pasar global tetap dalam kondisi waspada tinggi.
Kesimpulannya, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks di tengah gejolak global. Namun, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui pengelolaan APBN yang hati-hati dan berbagai kebijakan stimulus. Ke depan, kewaspadaan dan antisipasi terhadap berbagai risiko global tetap menjadi prioritas utama.