Penipuan menggunakan uang palsu masih menjadi masalah yang meresahkan, terutama bagi pelaku usaha kecil. Kejadian terbaru menimpa seorang penjual pisang goreng kaki lima di Malaysia yang baru saja menyadari telah menerima pembayaran palsu.
Kejadian ini menyoroti betapa rentannya pedagang kecil menjadi korban kejahatan ini, dan betapa pentingnya kewaspadaan dalam menerima pembayaran tunai.
Penjual Pisang Goreng di Malaysia Kena Tipu Uang Palsu
Seorang penjual pisang goreng di Malaysia yang dikenal dengan nama Kakemi Kitchen melalui akun TikTok @kakemikitchen membagikan pengalaman pahitnya. Ia baru menyadari telah menerima uang palsu senilai 100 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 348.000) dari seorang pelanggan.
Kejadian ini terjadi pada awal bulan Mei 2025 dan baru diketahui ketika penjual tersebut mencoba menyetorkan uang tersebut ke bank.
Bank kemudian memberitahukan bahwa uang tersebut adalah uang palsu. Penjual tersebut merasa sangat kecewa karena kerugian yang dialaminya cukup signifikan.
Ia mengungkapkan kekesalannya melalui unggahan di TikTok, menyatakan bahwa bahkan pedagang kecil seperti dirinya pun menjadi korban penipuan uang palsu.
Uang Palsu yang Terlihat Asli
Uang palsu tersebut terlihat sangat mirip dengan uang asli. Uang tersebut memiliki semua ciri-ciri uang asli, termasuk gambar Yang di-Pertuan Agong.
Hal ini membuat penjual pisang goreng tersebut tidak menyadari keaslian uang tersebut pada saat transaksi terjadi.
Untuk membuktikan keaslian klaimnya, penjual tersebut melakukan uji sederhana. Ia meneteskan air pada uang tersebut, dan warna ungu pada uang tersebut mulai memudar, meninggalkan bercak warna ungu di tangannya.
Uji sederhana ini menjadi bukti kuat bahwa uang yang diterimanya merupakan uang palsu.
Reaksi Netizen dan Imbauan Kewaspadaan
Unggahan di TikTok tersebut menjadi viral dan menuai banyak komentar dari netizen. Banyak netizen yang mengecam tindakan pelaku penipuan tersebut.
Netizen mengungkapkan rasa simpati dan empati kepada penjual pisang goreng tersebut, karena kerugian 100 Ringgit Malaysia merupakan jumlah yang cukup besar bagi usaha kecil.
Beberapa netizen juga mengingatkan sesama pedagang untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam menerima pembayaran tunai, terutama untuk uang pecahan besar.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap peredaran uang palsu dan pentingnya memeriksa keaslian uang sebelum menerima pembayaran.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya edukasi publik tentang cara mengenali uang palsu. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan, diharapkan dapat meminimalisir jumlah korban penipuan uang palsu di masa mendatang. Semoga pihak berwajib dapat segera menindak tegas para pelaku kejahatan ini.