Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin canggih, namun sayangnya, perkembangan ini juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Pada tahun 2025, penipuan berbasis AI diprediksi akan meningkat drastis, mengancam keamanan finansial banyak orang. Artikel ini akan membahas tiga berita teknologi terpopuler di Liputan6.com, salah satunya mengenai modus-modus penipuan AI yang perlu diwaspadai.
Selain isu penipuan AI, kehadiran Realme GT 7 Dream Edition edisi terbatas juga menarik perhatian publik. Smartphone kolaborasi Realme dan Aston Martin ini hanya tersedia 200 unit di Indonesia. Peluncuran Realme GT 7 versi standar juga turut meramaikan berita teknologi terkini.
4 Modus Penipuan AI yang Harus Diwaspadai di Tahun 2025
Tahun 2024 telah menjadi bukti nyata maraknya deepfake, kloning suara, dan penipuan phishing yang memanfaatkan AI. Para ahli memprediksi bahwa 2025 akan menjadi tahun di mana penipuan berbasis AI mencapai puncaknya.
Deloitte Center for Financial Services memperkirakan kerugian akibat AI generatif akan mencapai USD 40 miliar pada 2027, meningkat tajam dari USD 12,3 miliar di tahun 2023.
FBI telah mengeluarkan peringatan terkait eksploitasi AI oleh penjahat untuk melakukan penipuan skala besar. Aktivitas kriminal yang memanfaatkan AI dan deepfake di platform seperti Telegram juga meningkat signifikan.
Point Predictive mencatat peningkatan pesan terkait aktivitas kriminal berbasis AI di Telegram dari 47.000 di tahun 2023 menjadi lebih dari 350.000 di tahun 2024, meningkat sebesar 644 persen.
Dengan peningkatan aktivitas kriminal tersebut, empat modus penipuan AI berikut perlu diwaspadai:
Deepfake yang semakin realistis.
Teknologi deepfake semakin canggih dan sulit dibedakan dari video asli. Hal ini memungkinkan penipu untuk membuat video palsu yang meyakinkan korban untuk melakukan tindakan tertentu.
Kloning suara yang semakin akurat.
Penipu dapat meniru suara seseorang dengan sangat akurat menggunakan AI. Mereka kemudian dapat menghubungi korban melalui telepon atau pesan suara, meminta uang atau informasi pribadi.
Penipuan phishing yang lebih tertarget.
AI dapat digunakan untuk membuat email phishing yang lebih tertarget dan meyakinkan. Email tersebut akan berisi informasi yang spesifik tentang korban, meningkatkan peluang keberhasilan penipuan.
Penipuan melalui chatbot AI yang canggih.
Chatbot AI yang semakin canggih dapat digunakan oleh penipu untuk berinteraksi dengan korban secara persuasif. Mereka dapat meniru gaya bicara dan kepribadian seseorang untuk mendapatkan kepercayaan korban.
Realme GT 7 Dream Edition: Edisi Terbatas Kolaborasi Aston Martin
Realme meluncurkan Realme GT 7 Dream Edition, smartphone edisi khusus hasil kolaborasi dengan Aston Martin. Smartphone ini hanya tersedia 200 unit di Indonesia.
Desainnya menampilkan warna hijau Aston Martin Racing Green dan badge perak Silver Wings. Paket penjualan dilengkapi boks khusus, casing silver wing, dan pin SIM berbentuk mobil balap F1.
Antarmuka pengguna (UI) juga telah dikustomisasi dengan tema Aston Martin Formula One, termasuk ikon, wallpaper, hingga animasi pengisian daya.
Realme GT 7 Resmi Meluncur di Indonesia: Spesifikasi dan Harga
Realme GT 7 resmi diluncurkan di Indonesia dengan harga Rp 8.499.000. Harga tersebut berlaku untuk harga normal, dengan harga spesial Rp 7.999.000 selama periode flash sale.
Smartphone ini hadir dengan dua pilihan warna: IceSense Black dan IceSense Blue. Desainnya mengintegrasikan graphene untuk menjaga suhu smartphone tetap stabil.
Realme GT 7 memiliki layar AMOLED 6,78 inci dengan resolusi 2780×1264 piksel, refresh rate adaptif hingga 120Hz, dan touch sampling rate hingga 2600Hz.
Meningkatnya penipuan berbasis AI menjadi perhatian serius. Selain kewaspadaan individu, peran pemerintah dan perusahaan teknologi dalam mengembangkan sistem keamanan yang lebih canggih juga sangat penting. Dengan memahami modus-modus penipuan AI dan meningkatkan kewaspadaan, kita dapat meminimalisir risiko kerugian finansial.